PacitanUpdate.com | Pacitan, Jawa Timur - Di balik pesona alam Kabupaten Pacitan, berdiri teguh sebuah organisasi pencak silat yang telah menjadi bagian penting dalam pembinaan karakter, olahraga, dan budaya — Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Pacitan. Didirikan pada tahun 1984 oleh Drs. Guntar Suyanto, M.Si., PSHT Pacitan bermula dari kegiatan ekstrakurikuler sederhana di SMA Negeri 1 Pacitan yang kemudian berkembang menjadi kekuatan pencak silat yang diperhitungkan.
Awal Perjuangan: Dari Sekolah Menuju Padepokan
Sebagai guru olahraga, Guntar Suyanto bersama Heri Prayoga — seorang pegawai honorer di Disbun asal Ngawi — memulai latihan pencak silat yang awalnya dilangsungkan pada malam hari di sekolah. Keterbatasan fasilitas membuat kegiatan berpindah ke Gedung Kodim Lama di Penceng, yang kini dikenal sebagai Gedung Panglima Sudirman di Jl. Ahmad Yani.
Pada 1986, sebanyak 17 pendekar muda diresmikan sebagai warga PSHT. Mereka adalah pionir yang meletakkan dasar bagi penyebaran ajaran PSHT di Pacitan. Dalam perjalanannya, PSHT Pacitan mendapat dukungan dari saudara-saudara seperguruan dari Magetan, Madiun, dan Ngawi, memperkuat jaringan persaudaraan dan memperkaya nilai kebersamaan.
Terbentuknya Cabang dan Kelahiran IPSI Pacitan
Tahun 1986 menjadi tonggak penting dengan terbentuknya kepengurusan resmi PSHT Cabang Pacitan, yang terdaftar dengan nomor induk 063. Setahun berselang, Guntar Suyanto juga turut andil dalam pembentukan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Pacitan, bersama 10 perguruan silat lainnya, menandai komitmen PSHT dalam membangun silaturahmi antar-perguruan dan menjunjung sportivitas dalam dunia olahraga.
Membangun Padepokan: Simbol Komitmen dan Cinta Tanah Air
Perjuangan fisik dan finansial dilakukan secara gotong royong untuk membangun pusat kegiatan PSHT yang kini dikenal sebagai Padepokan PSHT Pacitan. Sejak 1994 hingga awal 2000-an, anggota dan pengurus bahu-membahu mengurug lahan, membangun sumur, pagar, hingga membentuk gedung utama sebagai tempat latihan, pembinaan kader, dan pusat kegiatan sosial kemasyarakatan.
Tantangan Internal dan Konsolidasi Kepengurusan
PSHT Pacitan sempat mengalami dinamika kepengurusan akibat polemik nasional pasca Parapatan Luhur (Parluh) tahun 2016 dan 2017, yang memunculkan dualisme organisasi di tingkat pusat hingga ke daerah. Namun, dengan dukungan mayoritas ranting, PSHT Cabang Pacitan menyatakan kesetiaan kepada Pengurus Pusat di Madiun yang dipimpin oleh Drs. R. Murdjoko H. W.
Pada 2018, terbentuklah kepengurusan baru yang dipimpin oleh Guntar Suyanto, dengan dukungan sembilan dari dua belas ranting yang kemudian berkembang menjadi 13 ranting dan dua komisariat.
Kepemimpinan Baru dan Harapan ke Depan
Berdasarkan SK Pengurus Pusat PSHT Nomor: 063.2/SK/PP–PSHT.000/II/2022, tertanggal 22 Februari 2022, Kangmas Nurwiyono resmi menjabat sebagai Ketua Cabang Pacitan, dengan Kangmas Guntar Suyanto sebagai Ketua Dewan Cabang. Kepemimpinan baru ini diharapkan mampu menjaga marwah organisasi, memperkuat nilai-nilai persaudaraan, dan meningkatkan prestasi baik di bidang olahraga maupun pengabdian sosial.
Ranting dan Komisariat PSHT Pacitan Saat Ini
13 Ranting: Pacitan, Pringkuku, Kebonagung, Arjosari, Punung, Donorojo, Tulakan, Ngadirojo, Sudimoro, Tegalombo, Nawangan, Bandar, Wonokarto
2 Komisariat: STKIP PGRI Pacitan dan Pendopo Kabupaten Pacitan
Menjaga Warisan, Mengukir Masa Depan
PSHT Cabang Pacitan bukan sekadar organisasi olahraga. Ia adalah rumah nilai, wadah pembentukan karakter, dan simbol persaudaraan lintas generasi. Di tengah perubahan zaman, PSHT tetap tegak berdiri dengan semangat "Memayu Hayuning Bawono" — turut serta membangun peradaban yang berkeadaban melalui pencak silat. (Kris)
Tags:
Daerah