PacitanUpdate.com | Pacitan - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Pacitan mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Pacitan pada Rabu pagi, 21 Mei 2025. Dalam audiensi tersebut, mereka menyuarakan tuntutan terhadap lambannya perbaikan infrastruktur jalan, khususnya di wilayah pedesaan dan perbatasan yang selama ini luput dari perhatian pemerintah.
Ketua GMNI Pacitan, Febri Firdiansyah, menegaskan bahwa alasan efisiensi anggaran tidak bisa dijadikan dalih untuk menunda pembangunan infrastruktur dasar.
“Pemerintah seharusnya menjadikan efisiensi sebagai solusi atas keterbatasan anggaran, bukan sebagai alasan pembiaran. Jalan yang layak adalah hak rakyat dan kewajiban negara,” ujar Febri di hadapan jajaran pimpinan dan anggota DPRD.
Febri menyoroti masih banyaknya alokasi anggaran yang bisa ditekan, seperti perjalanan dinas, pembelian alat tulis kantor (ATK), hingga belanja kegiatan seremonial yang dianggap tidak mendesak.
“Kalau efisiensi perjalanan dinas bisa ditekan 50 persen, kenapa tidak 25 persen saja? Apalagi ini untuk kepentingan rakyat, bukan pribadi,” tambahnya.
GMNI juga mengkritisi kebiasaan birokrasi yang kerap menggelar rapat di luar kota. Menurut mereka, praktik tersebut hanya menguras anggaran tanpa urgensi yang jelas.
“Saat rakyat menderita karena jalan rusak, justru dana habis untuk rapat di luar daerah. Ini jelas tidak etis dan tidak adil,” tegasnya.
Empat Tuntutan GMNI Pacitan:
1. Mendesak pemerintah daerah dan dinas terkait segera merespons keluhan masyarakat mengenai kondisi jalan rusak.
2. Menuntut peninjauan menyeluruh terhadap kondisi jalan di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan sebagai dasar perencanaan dan pelaksanaan perbaikan.
3. Meminta DPRD Kabupaten Pacitan merealisasikan minimal satu titik perbaikan jalan dari hasil rekomendasi GMNI dalam kurun waktu tidak lebih dari satu tahun, sebagai bentuk nyata keberpihakan pada rakyat.
4. Mendorong pemerintah untuk segera merevitalisasi jalan rusak guna menghindari risiko kecelakaan lalu lintas.
GMNI turut menyerahkan data lapangan dan kronologi keluhan masyarakat sebagai bahan pertimbangan legislatif dalam menyusun prioritas anggaran.
“Kami akan terus mengawal proses ini sampai ada realisasi nyata di lapangan. Jika tuntutan ini kembali diabaikan, kami siap kembali turun ke jalan,” tegas Febri.
Audiensi tersebut dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Pacitan, Ketua Komisi IV, serta sejumlah anggota Komisi IV DPRD. Para anggota dewan mengapresiasi langkah GMNI sebagai representasi aspirasi masyarakat.
Ketua DPRD Pacitan, Arif Setia Budi, mengakui bahwa infrastruktur jalan memang masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas. Ia mengisyaratkan akan ada percepatan pembangunan jalan pada tahun anggaran 2026 mendatang.
“Kami sangat menghargai masukan GMNI. Ini akan menjadi catatan penting dalam pembahasan APBD Perubahan dan perencanaan tahun depan,” ujar Arif. (Red)
Tags:
Daerah