Nasabah BRI Life di Pacitan Kecewa, Klaim Asuransi Jauh di Bawah Premi: "Saya Rugi Jutaan Rupiah"

PacitanUpdate.com | Pacitan - Seorang nasabah asuransi BRI Life cabang Pacitan, Susilo, melayangkan protes keras terhadap perusahaan asuransi yang merupakan anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BRI) tersebut. Ia mengaku dirugikan setelah nilai klaim asuransi yang diterima atas nama istrinya jauh di bawah total premi yang telah dibayarkan selama empat tahun.

Susilo menjelaskan, awal mula mengikuti program asuransi BRI Life terjadi pada 2021, saat ia dan istrinya mengajukan pinjaman ke Bank BRI. Menurutnya, pihak bank mensyaratkan keikutsertaan dalam program asuransi untuk proses pencairan pinjaman.

“Waktu itu saya seakan dipaksa ikut asuransi karena pihak BRI menyampaikan bahwa pinjaman tidak bisa cair kalau tidak ikut asuransi,” ungkap Susilo kepada wartawan, Rabu (28/5/2025).

Susilo dan istrinya akhirnya mengikuti program asuransi BRI Life jenis Dana Investasi Sejahtera (Davestera) dengan premi tahunan sebesar Rp6 juta. Ia mengaku diberi penjelasan bahwa Rp4,5 juta digunakan untuk asuransi, sementara Rp1,5 juta dialokasikan untuk investasi.

Setelah membayar premi selama empat tahun, atau total Rp24 juta, pada April 2025 Susilo bermaksud mengecek nilai klaim asuransi yang dapat diperoleh. Namun ia terkejut saat mengetahui bahwa nilai klaim hanya sebesar Rp16.669.711, jauh lebih kecil dari total dana yang telah disetorkan.

Lebih mengejutkan lagi, dana tersebut ternyata sudah ditransfer ke rekening istrinya tanpa konfirmasi akhir, meski istrinya sebelumnya telah meminta petugas untuk menunda pencairan apabila nilai klaim tidak menguntungkan.

“Istri saya memang sempat tanda tangan untuk klaim, tapi juga berpesan agar tidak dicairkan dulu kalau nilainya masih minus. Tapi tahu-tahu uang sudah masuk rekening,” tutur Susilo kecewa.

Merasa dirugikan lebih dari Rp7 juta, Susilo mendatangi kantor BRI Life cabang Pacitan untuk meminta penjelasan. Menurut keterangan yang diterimanya, penurunan nilai klaim terjadi karena pilihan investasi masuk dalam kategori risiko rendah.

Namun Susilo menegaskan bahwa selama proses awal, ia tidak pernah mendapat penjelasan rinci mengenai jenis-jenis risiko investasi dan dampaknya terhadap nilai klaim.

“Saya sama sekali tidak diberi penjelasan soal risiko investasi. Kalau tahu bisa rugi, ya jelas saya tidak mau ikut,” ucapnya.

Salinan dokumen investasi dan manfaat asuransi yang diterimanya juga dinilai tidak informatif, karena kondisi cetakannya buram dan sulit dibaca.

Menanggapi hal ini, pihak BRI Life disebut tetap bersikukuh bahwa semua prosedur telah dijalankan sesuai ketentuan dan perjanjian awal.

“Namanya investasi itu kan mestinya ada peluang untung. Tapi ini malah rugi. Harusnya nasabah diberi penjelasan sejak awal,” kata Susilo.

Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat untuk memahami secara rinci semua isi perjanjian sebelum menandatangani kontrak, khususnya dalam hal yang menyangkut asuransi atau investasi.

Transparansi dan edukasi finansial sangat penting dalam setiap transaksi yang melibatkan keuangan masyarakat. Diharapkan perusahaan asuransi lebih proaktif dalam menyampaikan informasi yang jujur, utuh, dan mudah dipahami, agar tidak merugikan konsumen di kemudian hari.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak BRI Life belum memberikan tanggapan resmi. Ketika dikonfirmasi, perwakilan BRI Life menyatakan belum bisa memberikan keterangan karena masih berada di luar kantor. (KR)


Lebih baru Lebih lama