PacitanUpdate.com, Pacitan, Jawa Timur 14 Oktober 2025 - Memasuki Oktober 2025, intensitas curah hujan di Kabupaten Pacitan mulai meningkat. Pergantian musim dari kemarau ke penghujan menandai datangnya masa pancaroba yang kerap disertai perubahan cuaca ekstrem. Menyikapi hal itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi penyebaran penyakit.
Kepala Dinkes Pacitan, Daru Mustiko Aji, mengatakan bahwa perubahan iklim yang cepat dan tidak menentu, seperti angin kencang serta hujan dengan intensitas tinggi, berpotensi meningkatkan risiko penularan berbagai penyakit.
“Dengan mulainya pergantian musim dari kemarau ke penghujan atau sebaliknya, yang sering disebut musim pancaroba, banyak hal yang perlu disikapi terutama dari sisi kesehatan,” ujar Daru Mustiko Aji.
Menurutnya, kondisi tubuh yang kurang fit dan kebiasaan hidup yang tidak bersih dapat memperbesar peluang seseorang tertular penyakit. Untuk itu, masyarakat diimbau agar disiplin menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta menjaga kebugaran tubuh.
Daru menjelaskan, ada tiga penyakit utama yang rentan muncul selama musim pancaroba, yaitu flu, demam berdarah dengue (DBD), dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
“Flu umumnya ditandai dengan demam, nyeri tenggorokan, gangguan penciuman, hingga sesak napas. Sedangkan DBD biasanya disebabkan oleh meningkatnya perkembangbiakan nyamuk akibat genangan air dan kurangnya penerapan gerakan 3M Plus — menutup, menguras, dan mendaur ulang,” paparnya.
Selain itu, masyarakat juga perlu waspada terhadap penyakit ISPA seperti pilek, batuk, bronkitis, dan influenza yang mudah menular melalui udara.
Daru menegaskan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan aktif memberantas sarang nyamuk sebagai langkah preventif.
“Dengan kewaspadaan dan kedisiplinan bersama, kita bisa menekan potensi penularan penyakit selama musim pancaroba ini,” pungkasnya penuh harap.
Pewarta : Kris
Editor : Redaksi
Tags:
Daerah